Topik kali ini membahas
mengenai genderisasi, tapi artikel ini bukan untuk membedakan gender wanita
ataupun pria. Sesuai background blog ini, saya akan mengulas enak jadi cewek
atau cowok dari sisi yang enggak mainstream, semoga bahasa yang ringan ini
mudah dimengerti teman-teman yang membaca. Tujuan artikel ini just entertainment, nothing else. Let to check it out.
Jadi cewek itu
enak, karena banyak hal yang bisa dilakukan cewek tapi akan enggak enak jika
dilakukan cowok. Ketika ada dua cewek saking akrabnya, jalan kaki di kampus bergandengan
tangan, ini biasa aja dan tidak akan menimbulkan efek di lingkungan itu sedikit
pun. Tapi coba bayangkan, ada dua cowok jalan kaki di kampus dan mereka
gandengan tangan. What will happen? Seberapa akrabnya itu cowok, mereka tidak
akan mau melakukan itu wkwkkk.
Terus jika
telponan atau komenan di sosmed. Misalnya Anda sedang duduk di kantin lalu
mendengar ada temen cewek menelpon temannya yang cewek juga, dan bilang “iya
beib jangan lupa sholat ya,, bye cayangku” pasti biasa aja. Coba bandingkan
temen Anda yang cowok menelpon temennya yang cowok juga “iya beib jangan lupa
sholat ya,, bye cayangku”. Walaupun kalimatnya sama, ini tidak fair. Seberapa
dekat, dan macho nya itu cowok maka akan hilang jika mengucapkan ini kepada
teman sesama laki-laki.
Contoh lain lagi
misal, ada satu cewek yang mau naik mobil yang penuh cowok. Kata cowok-cowok
“Enggak apa-apa kami pangku-pangkuan aja, kamu naik masih cukup kok”. Tetapi
jika ada satu cowok yang mau naik mobil yang penuh cewek, kata cewek-cewek
“Enak aja, mau nyari kesempatan dalam kesempitan kan!!”. Its not fair sist,
lelaki tidak seburuk yang kalian pikirkan :D
Kalau cewek
nuang minuman untuk cowok, pasti dibilang inilah cewek idaman, jika cowok nuang
minuman untuk ceweknya, inilah calon suami takut istri. Kalau ada cewek yang
lama jomblo akan dibilang subhanallah mungkin dia sedang menunggu cowok yang
tepat, jika ada cowok yang lama jomblo pasti dibilang enggak ada yang mau sama dia.
Belum lagi
dibonceng naik motor, cewek bisa duduk nyamping atau ke depan, ini variatif.
Kalau cowok apa mungkin dia dibonceng duduk nyamping?? Kalau ada cewek yang
melalukan pekerjaan cowok yang berat-berat dibilang inilah emansipasi wanita,
kalau ada cowok yang mengerjakan pekerjaan cewek seperti babby sitter, pasti
dibilang gak punya keahlian, cari kerja memang susah jangan terlalu milih-milih
:’(
Belum lagi semua
jenis pekerjaan bisa dilakukan cewek tapi tidak cowok. Contoh cowok tentara,
cewek kowad. kalau cowok polisi, cewek ada polwan. Pilot ada cewek dan cowok.
Tukang parkir ada cowok ada cewek. Lah kalau bidan, cowok??
Disamping uraian
di atas, ada artikel lain yang membantah menjadi cewek itu tidak enak (hukum alam :
cewek enggak pernah salah). Ramah ke cowok dibilang cewek murahan. Jutekin cowok, dibilang cewek sombong. Ngasih respon ke cowok dibilang tukang php. Giliran gak ngasih respon sama sekali, dibilang sok
kecakepan. Diem dibilang
sok jaim. Bermain sama
cowok katanya centil. Berantakan
dikit aja dibilang gak bisa ngerawat diri. Pas pergi dibayarin cowok katanya
cewek matre. Ini kutipan sih, kalau saya bilang pembelaan cewek wkwkk.
Tapi semua pada akhirnya akan menikmati kelebihan dan
kekurangan masing-masing gender, baik itu pria atau wanita semua ada enak dan
tidaknya. Gender pria dan wanita disini bukan untuk dibandingkan, tapi mari
saling melengkapi kekurangan dengan kelebihan. Walaupun ulasan saya di atas
selalu menunjukkan enakan jadi cewek dan jadi cowok tidak ada enaknya (maklum
penulisan ini diambil dari sudut pandang cowok) jadi artikel ini lebih membabi
buta kan bahwa jadi cowok enggak enak, tapi kebanyakan survei mengatakan bahwa
jadi cowok itu lebih enak, dengan banyak alasannya. Selain itu banyak aspek
lain yang sengaja tidak saya bahas tentang enggak enaknya jadi cewek (karena
sudah biasa) seperti cewek yang mengalami pms, hamil, melahirkan, dsb.
Mungkin dari balik artikel ini saya juga mengkampanyekan
akan anti lgbt, terutama tidak setuju dengan transgender serta pro emansipasi
wanita, bahwa wanita memiliki derajat yang sama. Wanita berhak menjunjung
tinggi pendidikannya. Mari kita patahkan omongan orang zaman dulu bahwa “Wanita
tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, karena toh akan di dapur juga”. Wanita
berhak menjadi pemimpin dan stop diskriminasi gender.
Sebagai lelaki
sejati bagi saya wanita itu suci dan lembut seperti sajadah. Karena dengan
sajadah lah kami dapat beribadah menuju dunia dan akhirat yang indah. Jadi kamu
yang membaca artikel ini, mau kah menjadi sajadah saya??
Wassalam