Ini bukan cerita lucu atau komedy. Ini cerita serius,
seserius aku padamu wkk. Bukan seperti cerita malam minggu miki, seorang jomblo
yang selalu ditolak cewek. Bukan juga malam jumat mumun, cerita horor, ya horor
bagi yang jomblo, kalau kata tetangga saya malam jumat enggak horor, tapi
berkah.
Bukan tentang kisah kasih anak sekolah, anak kuliah, atau
anak jalanan. Bukan cerita sedih seperti anak rantau, atau anak kost yang makan
soto ayam setiap tanggal tua tapi dalam bentuk mie instan.
Bukan kisah motivasi seperti merry riana, atau mark
zuckerberg dengan filmnya tentang fullface, maksudnya facebook wkk.
Bukan juga kisah drama korea selatan seperti descendant of
the sun atau goblin, ataupun kisah drama korea utara film yang berjudul
tenggelamnya kapal kim jong un, wkk.
Bukan kisah romantisme seperti habibi-aminah, atau kisah ldr,
ataupun cinta bertepuk tangan, wkk.
Ini adalah kisah tentang seorang yang tidak penting, karena
baginya yang penting itu kamu, iya kamu yang membaca intro ini sambil mau
muntah wkk.
Ini adalah aku, panggil saja aku. Tidak mungkin dipanggil
Jono, karena dia adikku yang kelas 6 SD. Nama dia mirip dengan hidupku, bedanya
dia Jono, sedangkan aku Jones wkk.
Malam ini, aku sedang menonton tv diruang tengah. Sementara
dimeja dekat tv emak sedang mengajari Jono mengerjakan PR sekolahnya.
Emak bertanya “Jono siapakah itu RA Kartini?”
Jono menjawab “Enggak tau mak, Jono enggak kenal”
Emak “Gitu aja masak enggak tau, ngapain aja di sekolahan.
Makanya rajin membaca buku”
Jono “Kalau emak, tau enggak siapa Mira”
Emak “Enggak ada tokoh Indonesia yang namanya Mira Jono”
Jono “Emak enggak tau kan. Makanya sering baca WA Bapak”
Aku pun langsung menelan ludah di tenggorokan sambil menatap
lurus layar TV tanpa menoleh ke arah mereka. Cicak-cicak di dinding pun
langsung terdiam seolah bersiap menyaksikan broken home, maksudnya rumah
hancur, karena perang dunia ketiga wkk.
==
Pagi ini emak tampak sedang menyapu halaman depan rumah. Aku
masih melihat pemandangan yang menyilaukan dari jendela rumah, Bapak sedang
sarapan di meja makan dan Jono bersiap mau pergi ke sekolah.
Di depan rumah tampak emak yang multi tasking, menyapu sambil
bergosip.
Jono “Mak, Jono pergi ke sekolah ya”
Emak “Hati-hati di jalan, ini ada Tante Indah tetangga baru
kita Jono. Salam juga sama Tante Indah sini”
Jono “Enggak ah mak”
Emak “Enggak boleh gitu Jono, ini tetangga baru kita lho, ayo
salam”
Jono “Enggak mak, kemarin Bapak dekat-dekatin Tante Indah,
kena tampar”
Emak mukanya memerah seperti buah apel yang jatuh ke kepala
Newton. Masih sambil memegang sapu emak tampak seperti nenek sihir yang akan
menerkam putri salmon, maksudnya putri salju wkk.
==
Ketika sedang di kelas, saat ini guru Matematika sedang tidak
hadir jadi masuklah guru pengganti ke kelas Jono.
Bapak Guru “Anak-anak, saya guru pengganti Pak Wahid sebulan
kedepan, karena beliau sedang cuti. Baiklah, ada pepatah mengatakan tak kenal
maka tak sayang. Coba kamu yang duduk di sudut, sebutkan nama dan hobi kamu.
Murid 1 : Nama saya Bejo Pak Guru. Hobi memancing sambil
lihat pelangi.
Guru : Bagus, kamu penuh menikmati kehidupan ini ya. kalau
kamu yang duduk di sebelah Bejo?
Murid 2 : Nama saya Ridho, hobi makan ubi goreng sambil lihat
pelangi.
Guru : Oooo sama. Kamu berdua bertemanan dekat ya? Coba yang duduk
ditengah?
Murid 3 : Nama saya Tito, hobi nongkrong sambil lihat pelangi
pak guru.
Guru : Ooo sama juga. Rupanya kalian semua memang satu geng
ya? Coba yang mukanya pasrah di pojok sana.
Jono : Nama saya Jono pak guru. Hobi minum kopi sambil lihat
pelangi.
Guru : hebat,, hampir sama semua hobinya. Coba yang cantik di
bangku tengah itu, kamu perempuan mungkin hobinya lain. Sebutkan nama dan hobi
kamu.
Murid 4 : (Dengan suara lembut) Nama saya Pelangi pak guru.
Hobi saya mandi di sungai.
Guru : Ooo,, murid sableng semua, wkk. Baiklah kita akan pre
tes, Bapak akan menulis soal di papan tulis, silahkan siapa yang saya panggil
untuk mengerjakannya di depan.
(Guru menulis soal di papan tulis).
Guru : Nomor satu, silahkan kamu Pelangi.
Soal pun dikerjakan, dan jawabannya benar.
Guru : Nomor dua, Tito silahkan kerjakan di depan.
Dengan lambat akhirnya Tito bisa mengerjakan soal itu.
Guru : Nomor tiga, Bejo.
Bejo lama di depan, dan tak selesai-selesai. Akhirnya Pak
Guru menyuruh Bejo keluar kelas berdiri di depan pintu.
Guru : Giliran kamu Jono.
Jono mengerjakan dengan penuh hati-hati dan tidak pasti.
Jawabannya pun salah.
Guru : Jono, silahkan berdiri di luar.
Jono : Percuma Pak Guru. Di luar saya juga tidak bisa
menemukan jawabannya, wkk.
==
Malam hari seperti biasa, Jono mengerjakan PR dengan ditemani
emak dan kali ini ada Bapak Jono. Tadi Jono enggak bisa mengerjakan soal di
kelas, jadinya dibuat jadi PR, tolong ajarin pak.
Bapak : Soal matematika gampang Jono, asalkan kamu tau
caranya. Mana soalnya.
Lalu Jono diajarin dan menyelesaikan PR nya.
Bapak : Gitu gampang kan, anak Bapak enggak boleh enggak tau
soal Matematika. Sekarang kamu sudah pandai kan, kayak Bapak. Oke, jangan buat
malu Bapak ya. Mulai besok kalau nilai tugas kamu dibawah 70, jangan panggil
lagi Bapak itu bapak kamu (Bapak meyakinkan dan memotivasi Jono dengan lebay)
Jono : Siap Pak.
==
Pagi hari ketika di sekolah, Pak guru mengumumkan tugas
latihan untuk mengerjakan 10 soal.
Setelah selesai, tugas dikumpul dan diperiksa langsung oleh
Pak Guru.
Guru : Baiklah, dari tugas tadi. Kelas ini sangat membanggakan,
karena ada 3 orang yang memiliki nilai tinggi. Yaitu Jarwo, Gendon, dan Pelangi
dengan masing-masing nilai 75. Dan selain itu semuanya remedial, karena nilai
kalian dibawah 50.
Jono : Aduh, nilaiku 45. Ini nilai atau tahun kemerdekaan
yaa.
==
Sepulang sekolah Jono merasa kecewa dengan diri sendiri.
Pulang ke rumah dengan enggan.
Bapak : Jono, gimana tugas matematika kamu? Bagus nilainya?
Jono : Anda siapa ya.
==