Minggu, 19 Februari 2017

“SMS #1” SIDANG

SMS? Ya kependekan dari sop minggu siang. Artikel ini terinspirasi dari sop yang aku makan pada hari minggu siang. Pada SMS #1 ini mungkin akan bertanya-tanya apa maksud sop minggu siang. Kenapa tidak bakso, soto, atau ayam penyet biar lebih kenyang, atau mungkin mie ayam. Kenapa hari minggu, tidak hari jumat biar lebih barokah atau hari sabtu, ya sabtu malam minggu seperti malam mingguku yang kelabu. Mari ikuti hastag demi hastag untuk mengetahuinya walaupun tidak begitu penting dan juga tidak masuk soal ujian UN atau ujian buat SIM.

Aku bangun pagi-pagi sekali, ya jam 5 pagi. Biasanya aku bangun jam 7, kali ini lebih cepat dari biasanya. Hari apakah ini? Hari libur nasional, hari aniversary lahirku, atau hari pernikahanku, atau hari spseial dalam hidupku. Tidak, hari ini adalah hari aku sidang seminar tugas akhir. Ya, di kampusku dinamakan tugas akhir, mungkin secara umum dikenal dengan skripsi. Seperti biasa aku bangun pagi, tak lupa membuka mata. Karena jika tidak membuka mata namanya belum bangun tapi ngigau. Lalu aku mandi dengan air di kamar mandi, tidak dengan air hujan. Karena aku sudah cukup kuat dihujani dengan masa lalu. Gosok gigi, ya dinamakan gosok gigi walaupun terkadang gusi ikut tersikat sedikit tapi tak pernah disebutkan gosok gusi juga. Memotong bulu hidung? tidak hari ini aku tidak memotong bulu hidung karena belum ada bulu hidung yang panjang yang sampai keluar. Ya, biasanya bulu hidungku satu atau dua helai akan memanjang dibandingkan dengan lainnya hingga keluar mencari sinar matahari, seperti autotrof. Tumbuh mengikuti sinar matahari. Ya bulu hidung seperti ini biasanya akan sedikit menyiksaku karena dapat membuatku sering bersin. Setelah semua selesai aku memakai seragam kebanggan kampus aku, ya seragam baju putih celana merah. Lah, salah bukan itu seragam aku. Itu mungkin seragam anak tetangga yang masih SD yang aku salah ambil jemuran kemarin. Ya seragamku adalah baju putih celana abu-abu. Lah bukan, ini seragam SMAku yang sudah lewat beberapa tahun yang lalu. Ya seragam baju dan celana panjang cokelat. Lumayan dengan kuliah memakai seragam meminimalkan pengeluaran untuk membeli pakaian bebas untuk kuliah. Ya seragam dengan warna cokelat yang ketika kotor tidak begitu tampak dan jika dipakai seminggu sekalipun tidak ada yang tahu. Asalkan tidak kusut dan tidak bau.

Setelah selesai mandi seperti biasa aku sarapan pagi. Kali ini aku makan dengan tangan, sesuai sunah dalam agamaku. Ya memakai tangan tetangga yang sedang menyuapi anaknya. Salah fokus, aku ikut makan disuapin dengan anaknya. Kembali ke makan, aku makan dengan tangan aku sendiri. Tinggalkan tetangga yang sedang menyuapi anaknya itu. Kemudian aku memanaskan sepeda motor untuk pergi ke kampus. Pukul 06.00 WIB tepat aku berangkat dari rumah. Dengan memakai helm fulface yang panas, jaket tebal yang luarnya parasut dan tas ransel yang besar karena membawa laptop dan buku-buku referensi yang sebenarnya tidak saya baca seluruhnya. Lalu di depan aku bawa kardus aq*a. Ya aku jualan air mineral ketika menunggu lampu merah. Tidak, salah fokus. Kardus itu bukan berisi air mineral tapi berisi foto copian tugas akhir ku yang berjumlah 30 rangkap untuk dibagikan di audiens nantinya ketika aku presentase. Jalan hari ini seperti biasa, ya agak sepi. Belum banyak anak sekolah yang terlihat di jalan karena masih begitu pagi. Aku berjalan menyusuri jalan yang biasa aku lewati. Bukan “berjalan” tapi naik kendaraan. Karena jarak rumah ke kampusku cukup jauh, jika naik sepeda motor akan memakan waktu 30 menit. Kalau jalan kaki mungkin akan memakan waktu yang lama. Itu namanya bukan pergi ke kampus, tapi hijrah. Ya jadinya bukan berjalan mecari ilmu, tapi berjalan ke arah barat mencari kitab suci. Tapi bicara soal berjalan, jika kita ingin berjalan cepat maka berjalanlah sendiri. Ketika ingin berjalan jauh, maka berjalanlah bersama-sama. Jadi, yang sedang membaca tulisan ini maukah berjalan jauh bersamaku?

Ya kembali ke jalan, ya perjalanan ke kampus ku. Bukan ke jalan yang benar ya, karena kita tak perlu takut salah rjalan. Karena hidup ini adalah perjalanan waktu. Arah kemanapun kita berjalan intinya untuk mencari sebuah kesuksesan dalam hidup. Ya lebih baik salah arah yang penting berjalan daripada tidak berjalan sama sekali. Karena untuk menuju kesuksesan dalam hidup banyak jalannya. Seperti pepatah banyak jalan menuju Roma. Maka, jangan pernah takut untuk salah jalan. Karena jalan rezeki itu layaknya jodoh yang tak mungkin tertukar dengan yang lain.

Sesampai dikampus jam 6.25 WIB. Ya lebih cepat 5 menit karena aku berangkat agak pagi jadi belum begitu macet sehingga lebih cepat. Ketika masuk gerbang parkiran, bapak parkir memberikan kartu parkir dan senyuman. Aku balas juga senyuman bapak itu. Mungkinkah ini yang disebut senyuman pagi hari, penyemangat pagi hari. Ataukah dia penyemangat yang dikirmkan Tuhan untukku di pagi ini? Tidak, salah fokus. Parkiran masih agak sepi dan hanya terdapat beberapa kendaraan saja. Ya, untuk mahasiswa tingkat bawah sedang libur semester. Jadi yang dikampus hanya mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyelesaikan tugas akhir. Aku lepaskan helm yang panas itu lalu kuletakkan di spion motor sebelah kanan. Kemudian aku buka jaketku kemudian aku letakkan di bawah dalam jok tempat duduk.  Lalu aku angkat kardus itu, ya aku peluk kardus itu. Mungkin hanya kardus ini yang bisa menghangatkanku di pagi hari ini, bukan dia yang disana. Kardus itu aku angkat dan berjalan ke dalam kelas sidang R8 yang jaraknya sekitar 200 meter dari area parkir.

Lalu aku buka pintu kelas itu dan belum ada orang. Aku buka laptop dan sambungkan ke infokus. Lalu aku letakkan beberapa buku referensi di atas meja sebelah laptop untuk menunjukkan bahan referensiku, dan aku letakkan makalah tugas akhirku di meja penguji dan pembimbing, serta meja moderator serta fotokopian yang dibagikan ke kursi. Tak lama beberapa teman kelas dan kampusku yang lain datang untuk menghadiri sidang pagi ini.

Jam 8.00 WIB sidang tugas akhirnku dimulai. Aku diberikan waktu 30 menit untuk memaparkan dan mempresentasekan dalam bentuk power point. Setalh 30 menit aku jelaskan, kemudian beberapa teman bertanya. Kemudian dua orang penguji yang saling beradu argumentasi dengan ku. Penguji yang keras dan aku yang juga keras mempertahankan tugas akhirku. Ya pembimimbing akhirnya memberikan masukan untuk menengahi dan memberi masukan untuk perbaikan kedepannya. “Terima kasih kepada bapak ibu pembimbing dan penguji, kepada moderator, serta teman-teman dan sahabat yang telah hadir dalam seminar tugas akhir saya, dan saya akhiri dengan selamat pagi”