SMS? Ya kependekan dari sop minggu siang. Artikel
ini terinspirasi dari sop yang aku makan pada hari minggu siang. Pada SMS #1
ini mungkin akan bertanya-tanya apa maksud sop minggu siang. Kenapa tidak
bakso, soto, atau ayam penyet biar lebih kenyang, atau mungkin mie ayam. Kenapa
hari minggu, tidak hari jumat biar lebih barokah atau hari sabtu, ya sabtu
malam minggu seperti malam mingguku yang kelabu. Mari ikuti hastag demi
hastag untuk mengetahuinya walaupun tidak begitu penting dan juga tidak masuk soal ujian UN atau ujian buat SIM.
Aku bangun pagi-pagi sekali, ya jam 5 pagi. Biasanya
aku bangun jam 7, kali ini lebih cepat dari biasanya. Hari apakah ini? Hari
libur nasional, hari aniversary lahirku, atau hari pernikahanku, atau hari
spseial dalam hidupku. Tidak, hari ini adalah hari aku sidang seminar tugas
akhir. Ya, di kampusku dinamakan tugas akhir, mungkin secara umum dikenal
dengan skripsi. Seperti biasa aku bangun pagi, tak lupa membuka mata. Karena
jika tidak membuka mata namanya belum bangun tapi ngigau. Lalu aku mandi dengan
air di kamar mandi, tidak dengan air hujan. Karena aku sudah cukup kuat
dihujani dengan masa lalu. Gosok gigi, ya dinamakan gosok gigi walaupun
terkadang gusi ikut tersikat sedikit tapi tak pernah disebutkan gosok gusi
juga. Memotong bulu hidung? tidak hari ini aku tidak memotong bulu hidung
karena belum ada bulu hidung yang panjang yang sampai keluar. Ya, biasanya bulu
hidungku satu atau dua helai akan memanjang dibandingkan dengan lainnya hingga
keluar mencari sinar matahari, seperti autotrof. Tumbuh mengikuti sinar
matahari. Ya bulu hidung seperti ini biasanya akan sedikit menyiksaku karena dapat
membuatku sering bersin. Setelah semua selesai aku memakai seragam kebanggan
kampus aku, ya seragam baju putih celana merah. Lah, salah bukan itu seragam
aku. Itu mungkin seragam anak tetangga yang masih SD yang aku salah ambil
jemuran kemarin. Ya seragamku adalah baju putih celana abu-abu. Lah bukan, ini
seragam SMAku yang sudah lewat beberapa tahun yang lalu. Ya seragam baju dan
celana panjang cokelat. Lumayan dengan kuliah memakai seragam meminimalkan pengeluaran
untuk membeli pakaian bebas untuk kuliah. Ya seragam dengan warna cokelat yang
ketika kotor tidak begitu tampak dan jika dipakai seminggu sekalipun tidak ada
yang tahu. Asalkan tidak kusut dan tidak bau.
Setelah selesai mandi seperti biasa aku sarapan
pagi. Kali ini aku makan dengan tangan, sesuai sunah dalam agamaku. Ya memakai
tangan tetangga yang sedang menyuapi anaknya. Salah fokus, aku ikut makan
disuapin dengan anaknya. Kembali ke makan, aku makan dengan tangan aku sendiri.
Tinggalkan tetangga yang sedang menyuapi anaknya itu. Kemudian aku memanaskan
sepeda motor untuk pergi ke kampus. Pukul 06.00 WIB tepat aku berangkat dari
rumah. Dengan memakai helm fulface yang panas, jaket tebal yang luarnya parasut
dan tas ransel yang besar karena membawa laptop dan buku-buku referensi yang
sebenarnya tidak saya baca seluruhnya. Lalu di depan aku bawa kardus aq*a. Ya
aku jualan air mineral ketika menunggu lampu merah. Tidak, salah fokus. Kardus
itu bukan berisi air mineral tapi berisi foto copian tugas akhir ku yang
berjumlah 30 rangkap untuk dibagikan di audiens nantinya ketika aku presentase.
Jalan hari ini seperti biasa, ya agak sepi. Belum banyak anak sekolah yang
terlihat di jalan karena masih begitu pagi. Aku berjalan menyusuri jalan yang
biasa aku lewati. Bukan “berjalan” tapi naik kendaraan. Karena jarak rumah ke
kampusku cukup jauh, jika naik sepeda motor akan memakan waktu 30 menit. Kalau
jalan kaki mungkin akan memakan waktu yang lama. Itu namanya bukan pergi ke
kampus, tapi hijrah. Ya jadinya bukan berjalan mecari ilmu, tapi berjalan ke
arah barat mencari kitab suci. Tapi bicara soal berjalan, jika kita ingin
berjalan cepat maka berjalanlah sendiri. Ketika ingin berjalan jauh, maka
berjalanlah bersama-sama. Jadi, yang sedang membaca tulisan ini maukah berjalan
jauh bersamaku?
Ya kembali ke jalan, ya perjalanan ke kampus ku.
Bukan ke jalan yang benar ya, karena kita tak perlu takut salah rjalan. Karena
hidup ini adalah perjalanan waktu. Arah kemanapun kita berjalan intinya untuk
mencari sebuah kesuksesan dalam hidup. Ya lebih baik salah arah yang penting
berjalan daripada tidak berjalan sama sekali. Karena untuk menuju kesuksesan
dalam hidup banyak jalannya. Seperti pepatah banyak jalan menuju Roma. Maka, jangan
pernah takut untuk salah jalan. Karena jalan rezeki itu layaknya jodoh yang tak
mungkin tertukar dengan yang lain.
Sesampai dikampus jam 6.25 WIB. Ya lebih cepat 5
menit karena aku berangkat agak pagi jadi belum begitu macet sehingga lebih
cepat. Ketika masuk gerbang parkiran, bapak parkir memberikan kartu parkir dan
senyuman. Aku balas juga senyuman bapak itu. Mungkinkah ini yang disebut senyuman
pagi hari, penyemangat pagi hari. Ataukah dia penyemangat yang dikirmkan Tuhan
untukku di pagi ini? Tidak, salah fokus. Parkiran masih agak sepi dan hanya
terdapat beberapa kendaraan saja. Ya, untuk mahasiswa tingkat bawah sedang
libur semester. Jadi yang dikampus hanya mahasiswa tingkat akhir yang sedang
menyelesaikan tugas akhir. Aku lepaskan helm yang panas itu lalu kuletakkan di
spion motor sebelah kanan. Kemudian aku buka jaketku kemudian aku letakkan di
bawah dalam jok tempat duduk. Lalu aku angkat
kardus itu, ya aku peluk kardus itu. Mungkin hanya kardus ini yang bisa
menghangatkanku di pagi hari ini, bukan dia yang disana. Kardus itu aku angkat
dan berjalan ke dalam kelas sidang R8 yang jaraknya sekitar 200 meter dari area
parkir.
Lalu aku buka pintu kelas itu dan belum ada orang.
Aku buka laptop dan sambungkan ke infokus. Lalu aku letakkan beberapa buku
referensi di atas meja sebelah laptop untuk menunjukkan bahan referensiku, dan
aku letakkan makalah tugas akhirku di meja penguji dan pembimbing, serta meja
moderator serta fotokopian yang dibagikan ke kursi. Tak lama beberapa teman
kelas dan kampusku yang lain datang untuk menghadiri sidang pagi ini.
Jam 8.00 WIB sidang tugas akhirnku dimulai. Aku
diberikan waktu 30 menit untuk memaparkan dan mempresentasekan dalam bentuk
power point. Setalh 30 menit aku jelaskan, kemudian beberapa teman bertanya. Kemudian
dua orang penguji yang saling beradu argumentasi dengan ku. Penguji yang keras
dan aku yang juga keras mempertahankan tugas akhirku. Ya pembimimbing akhirnya
memberikan masukan untuk menengahi dan memberi masukan untuk perbaikan
kedepannya. “Terima kasih kepada bapak ibu pembimbing dan penguji, kepada
moderator, serta teman-teman dan sahabat yang telah hadir dalam seminar tugas
akhir saya, dan saya akhiri dengan selamat pagi”