Kamis, 13 November 2014

Menginovasi Sistem Transportasi Kota Medan


Hampir sebagian Kota Medan macet oleh kendaraan bermotor. Masalah ini sangat kompleks dan menimbulkan kerugian. Penggunaan BBM sangat tinggi, sementara BBM terus diimpor. Selain itu BBM yang disubsidi memberatkan APBN, sehingga anggaran habis di subsidi BBM saja tidak bisa untuk pengembangan infrastruktur lainnya. Ditambah lagi beberapa waktu ke depan harga BBM akan dipastikan naik, pastinya semua harga kebutuhan akan naik. Yang paling utama adalah masalah kemacetan.
            Saatnya pemerintah mulai membentuk suatu gebrakan untuk memperbaiki sistem transportasi Kota Medan, agar penggunaan BBM rendah, biaya produksi dan transportasi rendah, serta transportasi umum yang murah. Mengingat transportasi kota, dari pengalaman saya, saat ini harga BBM Rp 6500,- jika saya naik sepeda motor dengan mengisi bensin Rp 10.000,- bisa digunakan untuk 2 hari, dengan jarak dari rumah saya ke kampus sekitar 10 km. Sedangkan ketika saya naik angkot (angkutan kota) satu hari ongkos saya Rp 12.000,-. Artinya saya lebih hemat naik sepeda motor 41% dibandingkan naik angkot. Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian pemerintah kota.
            Kota Medan merupakan kota yang besar, ini menjadi peluang bagi Pemerintah untuk mengembangkan sistem transportasi kota. Dapat dibandingkan dengan daerah sekitar Medan, seperti Tanjung Morawa atau Binjai untuk pengembangan sistem transportasi massal kurang efisien karena tidak semaju dan sepadat Kota Medan. Pada artikel ini, saya memberi pendapat untuk mengatasi kemacetan dan masalah penggunaan BBM yang boros dengan pengembangan angkutan kota. Di Bandung Kang Emil membuat bus gratis untuk anak sekolah, jika diterapkan di Medan secara langsung akan membebani dan sama saja membunuh supir-supir angkot. Kita harus menyelesaikan dengan win win solution, tidak ada yang dirugikan.
            Kemacetan Kota Medan didominasi oleh sepeda motor. Bayangkan berapa jumlah pengendara sepeda motor. Pengendara sepeda motor meliputi siswa sekolah SMA, mahasiswa, dan pekerja/karyawan. Bayangkan berapa siswa SMA/sederajatnya di Kota Medan yang mengendarai sepeda motor. Dipastikan sangat banyak, lihat saja parkiran setiap sekolah yang penuh. Hal ini sangat disayangkan. Selain itu berapa orang tua yang mengantar anaknya ke sekolah, jumlahnya bisa kita lihat setiap pagi di jalanan Kota Medan. Selain itu, berapa jumlah mahasiswa di Kota Medan, dan yang mengendarai sepeda motor. Karyawan perusahaan swasta/negeri juga banyak menggunakan sepeda motor.
            Salah satu alasan mereka adalah biaya transportasi dengan sepeda motor lebih murah dibandingkan dengan angkot. Solusi pertama adalah menginovasi sistem angkutan kota di Kota Medan. Pemerintah harus mengganti mobil angkutan kota yang sudah ada (kapasitas 13 penumpang) dengan minibus yang agak lebih besar. Tujuannya agar muatan menjadi lebih banyak sehingga efisien dan tidak menimbulkan kemacetan. Pemerintah harus bekerja sama dengan mitra angkutan kota yang sudah ada dengan mengganti mobil angkot sesuai nomor trayeknya. Jadi hanya mengganti mobilnya saja.
            Kedua adalah supir angkot pada angkutan kota tersebut dipegawaikan oleh pemerintah. Mereka tetap meminta ongkos kepada penumpang tetapi tidak mengejar setoran. Supir angkot diseleksi ketrampilan dan keahlian dalam mengemudi. Dengan begitu pemerintah juga mengangkat profesi supir angkot yang selama ini dianggap sebelah mata, menjadi lebih makmur dan sejahtera.
            Angkutan kota tersebut dapat beroperasi dengan ketentuan tarif yang ditentukan pemerintah, sehingga ongkos lebih murah. Hal ini pasti membutuhkan dana subsidi pemerintah. Tetapi ini lebih berguna karena subsidi digunakan untuk kegiatan produktif bukan konsumtif.
            Hal ini harus didukung dengan meningkatkan intensitas razia polisi di setiap sudut jalan kota Medan. Banyak pengendara yang tidak lengkap surat saat berkendara dan perlengkapan kendaraan. Polisi harus tegas dan menilang kepada pengendara yang bersalah dan tidak boleh menerima suap. Dengan banyaknya tekanan yang diberikan kepada pengendara serta mendorong kualitas angkutan kota dipastikan masyarakat akan beralih ke angkutan kota. Selain itu perlu diadakannya sidak rutin dan penertiban ke sekolah-sekolah SMA/ sederajat mengenai siswa yang berkendara sepeda motor, dan juga ke kampus. Dengan kerja sama yang baik dan ketegasan dalam hukum, hal ini dapat dilaksanakan dengan baik.
            Pemerintah dapat menginovasi angkutan kota yang khusus bagi perempuan dan anak-anak yang ditandai pada trayek tersebut dengan warna pink. Sehingga meningkatkan keamaan kaum perempuan dan anak-anak. Pemerintah juga harus bekerja sama dengan sekolah SD dan SMP untuk membuat bus antar jemput siswa. Dengan begitu tidak ada lagi orang tua yang mengantar anaknya ke sekolah. Ditambah lagi hal ini akan membuka lapangan pekerjaan baru dan akan melatih kemandirian anak.
            Semua inovasi ini akan menumbuhkan sosial dan budaya baru bagi warga Kota Medan. Sehingga diharapkan pemerintah Kota Medan akan membangun dan mendukung komunitas-komunitas masyarakat, misalnya komunitas sepeda, olahraga, dan komunitas lingkungan. Sehingga Kota Medan menjadi nyaman dan sejahtera. Saatnya Pemerintah Kota Medan menginovasi sistem tranportasi kota.

Tidak ada komentar: