Kenapa angka 30, tidak 40 atau 45. Ini adalah pertanyaan dari seseorang tentang when I’m 30 years old. Jika saya mengulas bagaimana ketika saya usia
30 tahun mungkin akan banyak kata mengandai-andai. Daripada mengandai-andai
yang belum jelas, mending saya bahas yang sudah jelas saja. Ya seperti kamu, yang sudah jelas di hatiku.
Apa
arti angka 3, 5, 7, 17, 21, 30, 40, 60.
Angka
3, mungkin ketika bayi mendengar istilah batita, yaitu bawah tiga tahun. Angka
5 yaitu balita, bawah lima tahun. Ketika kita sudah di usia 20-an tahun seperti
sekarang ini, mendengar batita atau balita mungkin sesuatu yang mengharukan.
Benar katanya, bahwa sesuatu yang paling jauh di bumi ini adalah masa lalu.
Ketika kita masih balita, kita tak tau jadinya ketika di usia 20-an tahun
seperti ini jadinya. Dan saat muda seperti ini, kita tak tau bagaimana kita di
usia tua kelak.
Angka
7, jika penggemar sepak bola mungkin tak asing dengan CR7. Atau dalam film ada
angka 007. Pada usia ini kita tak tau jadi apa nanti kelak. Yang saya ingat pada usia ini yaitu Que Sera-Sera, whatever will be will be.
Angka
17, usia remaja. Usia mulai menganggap dirinya merasa sudah dewasa, dan ingin
dianggap seperti orang dewasa. Padahal usia ini, terlalu dini untuk dianggap
dewasa sepenuhnya. Usia yang penuh dengan emosional dan mencari jati diri.
Angka
21, pada usia ini kita sudah dianggap dewasa yang sah menurut hukum. Dalam
melakukan sesuatu yang berkaitan dengan hukum, misal perjanjian maka telah
dianggap sah menurut hukum.
Angka
30, menurut saya ini adalah angka dimana usia dewasa yang matang. Tetapi ini
adalah akumulasi dari kehidupan pada usia 20-an. Bukan berarti ketika di umur
30, akan menjadi dewasa yang matang dan stabil sepenuhnya. Tetapi ini hasil
dari perjuangan usia 20-an yang penuh dengan ayunan dan kayuhan kaki untuk
berjalan, berlari, melompat dalam hidup ini.
Angka
40, dikaitkan dengan umur mungkin puber kedua atau remajanya usia dewasa. Itu
kata orang, saya belum memasuki usia ini. Angka 40, juga sering dikaitkan dalam
40 hari. Atau lainnya yaitu karantina. Karantina yaitu mengisolasi sesuatu
benda agar tidak mencemari lingkungan sebelum dimasukkan ke lingkungan
tersebut. Di bandara atau pelabuhan ada tempat karantina. Istilah ini saya
ketahui ketika ujian kuliah wkkk (jadi rindu masa kuliah huhuhh). Jadi istilah
karantina diambil dari kata quarante yaitu 40. Istilah ini muncul, ketika zaman
dulu sebelum kapal memasuki dan melabuh ke pelabuhan di timur tengah, kapal harus
di pelabuhan tersebut selama 40 hari, tujuannya untuk mencegah masuknya
penyakit dari orang-orang tersbut.
Angka
60, dikaitkan dengan usia rata-rata manusia. Rasulullah wafat pada usia 62
(mohon koreksi jika salah), maka dapat dirata-ratakan bahwa usia manusia sekitar
60-62 tahun. Jika usianya lebih dari 60-an tahun dianggap bonus. Tapi ada satu
pertanyaan, kenapa wanita lebih banyak bertahan hingga pada usia tua daripada
pria. Jika dilihat, rata-rata pada masa tua lebih panjang umur wanita daripada
pria.
Terus,
angka berapa lagi selain angka-angka di atas? Angka 41. Kalau angka 41, mungkin
itu nomor sepatu saya (ya, ini perlu dicatat juga, mana tau yang membaca
artikel ini ada rencana,, jadi tahu nomor kaki saya).
Bicara
angka lainnya, angka 45 identik dengan 1945. Ya tahun kemerdekaan Indonesia. Mengapa Indonesia merdeka pada tahun 1945? Menurut saya karena kurangnya efektif dan efisiensi
orang Indonesia. Indonesia melawan penjajah dengan senjata bambu runcing.
Untuk membuat bambu runcing digunakan alat untuk meruncingkan bambu yaitu dengan alat seperti parang, golok, pedang, kampak, pisau, dll. Tapi apakah kita menyadari kenapa tidak alat seperti parang, golok, pedang tadi langsung digunakan senjata untuk melawan penjajah? Jika orang Indonesia berpikir kritis dengan langsung menggunakan parang, golok, pedang mungkin Indonesia akan lebih cepat merdeka.
Ya mungkin 1944. Lumayan waktu 1 tahun. Ayam yang menetas 21
hari, mungkin akan menetas 17 kali. Bayangkan 17 keturunan ayam bisa terlahir. Maka mari menjadi efektif dan efisien J
Inti
dari pertanyaan ini mungkin sulit dijawab, semua orang memiliki jawaban yang
berbeda-beda. Ketika kita melihat begitu banyak manusia, saya selalu
membayangkan bahwa didunia ini banyak kehidupan. Satu manusia satu kehidupan.
Lihat sekeliling kita, luar lingkungan kita, dan tempat kehidupan di tempat
lain, begitu banyak manusia, ya begitu banyak juga kehidupan. Dalam satu
perjalanan di tempat kerja saya, ketika itu motor saya sedang rusak sehingga
saya jalan kaki untuk pulang ke rumah yang jaraknya lumayan jauh. Jadi saya
berjalan di jalan besar dan ketemulah dengan sebuah truk. Saya menumpang dengan
truk tersebut. Lalu dalam percakapan saya dengan supir truk tersebut “Sudah
berapa lama pak bekerja disini”. Bapak itu yang kelihatan agak kurus namun
berisi umur sekitar 29-30 tahun menjawab, “Saya di sini dan bekerja disini
sudah 9 tahun Pak. Saya dari Bandung, asli Sunda. Ya merantau jauh-jauh
tujuannya biar jadi kaya. Tapi sampe sekarang belum kaya-kaya”. Jawaban Bapak
itu yang plong, jujur, apa adanya dan tidak munafik. Semua orang ingin hidup
berkecukupan dan bahagia. Ketika saya berfoto beramai-ramai, mungkin sering
berada di pinggir atau belakang. Terlintas dipikiran saya, suatu saat semoga
saya tak lagi menjadi background photo tapi menjadi main person picture. Amiin.
Berapa pun angka itu, pada akhirnya tetap satu.
Walaupun satu tambah satu sama dengan dua, tapi aku tambah kamu tetap satu.
Jika kita ingin berbeda, maka harus melakukan hal yang berbeda (ini catatan
untuk saya juga). Usia 30 merupakan hasil dari akumulasi usia sekarang ini.
Fokus pada usia sekarang namun ke depan dengan rencana yang baik. Namun satu
sisi, terkadang keadaan tak sesuai rencana. Disinilah tantangan diberikan untuk
kita, dan disinilah kita diuji untuk melawan dan fight. Karena hidup itu tak
selamanya lurus, ada belok, turunan, tanjakan. Kita tak bisa terus berjalan,
ada kalanya berlari, melompat, merayap ataupun guling botol untuk melewati
jalan itu sehingga sampai ke tujuan yang kita inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar