Sabtu, 25 Maret 2017

30, thirty?

Kenapa angka 30, tidak 40 atau 45. Ini adalah pertanyaan dari seseorang tentang when I’m 30 years old. Jika saya mengulas bagaimana ketika saya usia 30 tahun mungkin akan banyak kata mengandai-andai. Daripada mengandai-andai yang belum jelas, mending saya bahas yang sudah jelas saja. Ya seperti kamu, yang sudah jelas di hatiku.

Apa arti angka 3, 5, 7, 17, 21, 30, 40, 60.
Angka 3, mungkin ketika bayi mendengar istilah batita, yaitu bawah tiga tahun. Angka 5 yaitu balita, bawah lima tahun. Ketika kita sudah di usia 20-an tahun seperti sekarang ini, mendengar batita atau balita mungkin sesuatu yang mengharukan. Benar katanya, bahwa sesuatu yang paling jauh di bumi ini adalah masa lalu. Ketika kita masih balita, kita tak tau jadinya ketika di usia 20-an tahun seperti ini jadinya. Dan saat muda seperti ini, kita tak tau bagaimana kita di usia tua kelak.

Angka 7, jika penggemar sepak bola mungkin tak asing dengan CR7. Atau dalam film ada angka 007. Pada usia ini kita tak tau jadi apa nanti kelak. Yang saya ingat pada usia ini yaitu Que Sera-Sera, whatever will be will be.

Angka 17, usia remaja. Usia mulai menganggap dirinya merasa sudah dewasa, dan ingin dianggap seperti orang dewasa. Padahal usia ini, terlalu dini untuk dianggap dewasa sepenuhnya. Usia yang penuh dengan emosional dan mencari jati diri.

Angka 21, pada usia ini kita sudah dianggap dewasa yang sah menurut hukum. Dalam melakukan sesuatu yang berkaitan dengan hukum, misal perjanjian maka telah dianggap sah menurut hukum.
Angka 30, menurut saya ini adalah angka dimana usia dewasa yang matang. Tetapi ini adalah akumulasi dari kehidupan pada usia 20-an. Bukan berarti ketika di umur 30, akan menjadi dewasa yang matang dan stabil sepenuhnya. Tetapi ini hasil dari perjuangan usia 20-an yang penuh dengan ayunan dan kayuhan kaki untuk berjalan, berlari, melompat dalam hidup ini.

Angka 40, dikaitkan dengan umur mungkin puber kedua atau remajanya usia dewasa. Itu kata orang, saya belum memasuki usia ini. Angka 40, juga sering dikaitkan dalam 40 hari. Atau lainnya yaitu karantina. Karantina yaitu mengisolasi sesuatu benda agar tidak mencemari lingkungan sebelum dimasukkan ke lingkungan tersebut. Di bandara atau pelabuhan ada tempat karantina. Istilah ini saya ketahui ketika ujian kuliah wkkk (jadi rindu masa kuliah huhuhh). Jadi istilah karantina diambil dari kata quarante yaitu 40. Istilah ini muncul, ketika zaman dulu sebelum kapal memasuki dan melabuh ke pelabuhan di timur tengah, kapal harus di pelabuhan tersebut selama 40 hari, tujuannya untuk mencegah masuknya penyakit dari orang-orang tersbut.

Angka 60, dikaitkan dengan usia rata-rata manusia. Rasulullah wafat pada usia 62 (mohon koreksi jika salah), maka dapat dirata-ratakan bahwa usia manusia sekitar 60-62 tahun. Jika usianya lebih dari 60-an tahun dianggap bonus. Tapi ada satu pertanyaan, kenapa wanita lebih banyak bertahan hingga pada usia tua daripada pria. Jika dilihat, rata-rata pada masa tua lebih panjang umur wanita daripada pria.

Terus, angka berapa lagi selain angka-angka di atas? Angka 41. Kalau angka 41, mungkin itu nomor sepatu saya (ya, ini perlu dicatat juga, mana tau yang membaca artikel ini ada rencana,, jadi tahu nomor kaki saya).

Bicara angka lainnya, angka 45 identik dengan 1945. Ya tahun kemerdekaan Indonesia. Mengapa Indonesia merdeka pada tahun 1945? Menurut saya karena kurangnya efektif dan efisiensi orang Indonesia. Indonesia melawan penjajah dengan senjata bambu runcing. Untuk membuat bambu runcing digunakan alat untuk meruncingkan bambu yaitu dengan alat seperti parang, golok, pedang, kampak, pisau, dll. Tapi apakah kita menyadari kenapa tidak alat seperti parang, golok, pedang tadi langsung digunakan senjata untuk melawan penjajah? Jika orang Indonesia berpikir kritis dengan langsung menggunakan parang, golok, pedang mungkin Indonesia akan lebih cepat merdeka. Ya mungkin 1944. Lumayan waktu 1 tahun. Ayam yang menetas 21 hari, mungkin akan menetas 17 kali. Bayangkan 17 keturunan ayam bisa terlahir. Maka mari menjadi efektif dan efisien J

Inti dari pertanyaan ini mungkin sulit dijawab, semua orang memiliki jawaban yang berbeda-beda. Ketika kita melihat begitu banyak manusia, saya selalu membayangkan bahwa didunia ini banyak kehidupan. Satu manusia satu kehidupan. Lihat sekeliling kita, luar lingkungan kita, dan tempat kehidupan di tempat lain, begitu banyak manusia, ya begitu banyak juga kehidupan. Dalam satu perjalanan di tempat kerja saya, ketika itu motor saya sedang rusak sehingga saya jalan kaki untuk pulang ke rumah yang jaraknya lumayan jauh. Jadi saya berjalan di jalan besar dan ketemulah dengan sebuah truk. Saya menumpang dengan truk tersebut. Lalu dalam percakapan saya dengan supir truk tersebut “Sudah berapa lama pak bekerja disini”. Bapak itu yang kelihatan agak kurus namun berisi umur sekitar 29-30 tahun menjawab, “Saya di sini dan bekerja disini sudah 9 tahun Pak. Saya dari Bandung, asli Sunda. Ya merantau jauh-jauh tujuannya biar jadi kaya. Tapi sampe sekarang belum kaya-kaya”. Jawaban Bapak itu yang plong, jujur, apa adanya dan tidak munafik. Semua orang ingin hidup berkecukupan dan bahagia. Ketika saya berfoto beramai-ramai, mungkin sering berada di pinggir atau belakang. Terlintas dipikiran saya, suatu saat semoga saya tak lagi menjadi background photo tapi menjadi main person picture. Amiin.

Berapa pun angka itu, pada akhirnya tetap satu. Walaupun satu tambah satu sama dengan dua, tapi aku tambah kamu tetap satu. Jika kita ingin berbeda, maka harus melakukan hal yang berbeda (ini catatan untuk saya juga). Usia 30 merupakan hasil dari akumulasi usia sekarang ini. Fokus pada usia sekarang namun ke depan dengan rencana yang baik. Namun satu sisi, terkadang keadaan tak sesuai rencana. Disinilah tantangan diberikan untuk kita, dan disinilah kita diuji untuk melawan dan fight. Karena hidup itu tak selamanya lurus, ada belok, turunan, tanjakan. Kita tak bisa terus berjalan, ada kalanya berlari, melompat, merayap ataupun guling botol untuk melewati jalan itu sehingga sampai ke tujuan yang kita inginkan.

Tidak ada komentar: