Selasa, 23 Februari 2016

Dampak media sosial (medsos) ?


Dalam blog ini saya akan membahas dampak penggunaan media sosial atau yang disingkat medsos. Dampak positifnya tentu teman-teman sudah tahu, ya tidak perlu di tulis lagi. Nah kalau kata dampak, biasanya akan mengarah ke negatif. Tetapi tulisan ini bukan untuk mengklaim bahwa medsos sesuatu yang negatif, itu terlalu naif karena saya juga salah satu pengguna medsos. Saya akan membahas dari satu sisi yang enggak mainstream mengenai media sosial. Ok ckckckc cekidot

Media sosial memang mendekatkan yang jauh, maksudnya sebagai media silaturahmi. Dari media sosial bisa bertegur sapa, mengundang teman, atau mengucapkan selamat atas sesuatu. Terkadang saya berpikir, bagaimanapun silaturahmi fisik tidak akan tergantikan oleh medsos, namun hanya melengkapi saja. Apa jadinya jika silaturahmi beralih ke online semua? Saat anda sakit tidak ada yang menjenguk, hanya nongol di medsos “GWS ya bla bla bla...” Atau saat Anda menikah, tidak ada yang datang tapi mereka hanya berucap “Barokallah ...” Dan terakhir saat Anda meninggal, mereka melayat secara online. Mari bijaksanalah.

Selain itu dalam menggunakan sosmed, Apakah kita yakin jika dia ngetik “hahaha” di chat atau medsos dia tentu sambil ketawa. Terus apakah kita yakin jika si dia ngetik i love you, itu beneran dari hati ? (ahahaha jangan baper ya J) Jadi medsos itu sebagai pelengkap, bukan yang utama karena yang utama adalah silaturahmi fisik karena adanya hubungan secara emosional.

Selanjutnya apakah teman-teman tau path, medsos yang sering menampilkan check in dimana kita berada. Biasanya di home saya, teman-teman saya check in ditempat-tempat yang wah. Karena ini merupakan bentuk kegiatan sehari-hari, dimana dan kita sedang apa. Check in di restoran atau cafe, tempat wisata, mall, dan lain-lain. Bukan naif, tapi kadang saya juga sering chick in jika di suatu tempat juga sih. Adanya path ini bertentangan sama nasehat orang tua saya waktu kecil. Dulu waktu kecil saya diajarkan tidak boleh pamer-pamer. Dimarahin kalau mau pamer L. Nah, sekarang udah besar malah disuruh dan dikasih media untuk pamer. Bukan maksud saya menjudge path, tapi realitynya begitu.

Pernahkah kita berpikir diluar tren (out the box). Pernahkah kita membuat check in path, di dapur lagi nyuci piring seember. Atau check in di halaman, nyapu halaman rumah. Check in di rumah, lagi nyetrika baju selemari. Check ini di ruang tamu, lagi ngepel. Kan jadi enggak biasa yakan. wkwkkk

Beralih ke BBM, Blackberry Massenger aplikasi pesan instant ini merupakan salah satu aplikasi chat yang banyak digunakan orang. Pengalaman saya pernah dapat broadcast yang isinya assalamualaikum. Saya tidak tahu apa maksudnya itu. Kalau mau bilang assalamualaikum kan bisa langsung chat, gau usah pakai bc. Pernah enggak berpikir kalau broadcast bbm tapi ditunjukkan untuk satu orang. Wkkkk. Selain itu berdoa merupakan bentuk permintaan kita yang ditujukan kepada Tuhan. Tetapi terkdang trennya menulis doa di status atau pm. Untuk apa coba, kenapa doa di tulis di sosmed, kan ditujukkan untuk Tuhan, bukan untuk dibaca oleh teman-teman.

Tentang dampak sosmed juga, jika zaman dulu ada trennya menulis diary yang menulis keluh kesah, kesan, menuangkan sedih atau senang hingga kesal mengenai pengalaman yang baru dialami, lalu menulisnya dalam buku diary secara diam-diam di kamar dan pintunya dikunci. Kemudian buku diarynya digembok dan dikunci lalu menyimpannya di tempat yang aman di bawah kasur, di bawah tumpukan buku paling bawah, di bawah tumpukan baju paling bawah di dalam lemari karena malu jika dibaca oleh orang lain. Sumpah bukan zaman saya ini, saya belum lahir di zaman seperti ini wkwkkk.

Dengan adanya sosmed, semua keluh kesah tadi malah ditulis di setiap sosmed. Rasanya tidak perlu lagi malu-malu anak kucing, semua bar-baran. Malah ingin orang tahu bagaimana yang dirasakannya. “Hari ini lagi bahagia karena berpapasan dengan dia dan pandang-pandangan sampai lupa arah jalan pulang....” begitulah salah satunya. Alay!!! wkkk

Coba bayangkan di facebook ada in relationship engaged dan usernya anak SD. Di wallnya ada pertengkaran mereka balas wall wallan, dan salah satu dari mereka bilang “Bisa enggak kamu lebih ngerti, lebih dewasa sedikit....” Saya yang udah newbie di usia dewasa jadi malu bacanya. Anak SD bisa bilang bisa enggak lebih dewasa sedikit, mereka dewasa sebelum dewasa.

Dengan adanya sosmed dapat mendekatkan yang jauh, dan menjauhkan yang dekat. Dapat dilihat biasanya orang-orang ramai jika di sosmed, tiba berkumpul semua pada sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Mari bijaksana dalam menggunakan sosial media, ambil manfaat postifnya agar menjadi berkah. Wassalam.

Tidak ada komentar: