Dalam blog ini
saya akan membahas dampak penggunaan media sosial atau yang disingkat medsos.
Dampak positifnya tentu teman-teman sudah tahu, ya tidak perlu di tulis lagi.
Nah kalau kata dampak, biasanya akan mengarah ke negatif. Tetapi tulisan ini
bukan untuk mengklaim bahwa medsos sesuatu yang negatif, itu terlalu naif
karena saya juga salah satu pengguna medsos. Saya akan membahas dari satu sisi
yang enggak mainstream mengenai media sosial. Ok ckckckc cekidot
Media sosial
memang mendekatkan yang jauh, maksudnya sebagai media silaturahmi. Dari media
sosial bisa bertegur sapa, mengundang teman, atau mengucapkan selamat atas
sesuatu. Terkadang saya berpikir, bagaimanapun silaturahmi fisik tidak akan
tergantikan oleh medsos, namun hanya melengkapi saja. Apa jadinya jika silaturahmi
beralih ke online semua? Saat anda sakit tidak ada yang menjenguk, hanya nongol
di medsos “GWS ya bla bla bla...” Atau saat Anda menikah, tidak ada yang datang
tapi mereka hanya berucap “Barokallah ...” Dan terakhir saat Anda meninggal,
mereka melayat secara online. Mari bijaksanalah.
Selain itu dalam
menggunakan sosmed, Apakah kita yakin jika dia ngetik “hahaha” di chat atau
medsos dia tentu sambil ketawa. Terus apakah kita yakin jika si dia ngetik i
love you, itu beneran dari hati ? (ahahaha jangan baper ya J) Jadi medsos itu sebagai pelengkap, bukan yang
utama karena yang utama adalah silaturahmi fisik karena adanya hubungan secara
emosional.
Selanjutnya apakah
teman-teman tau path, medsos yang sering menampilkan check in dimana kita
berada. Biasanya di home saya, teman-teman saya check in ditempat-tempat yang wah.
Karena ini merupakan bentuk kegiatan sehari-hari, dimana dan kita sedang apa. Check
in di restoran atau cafe, tempat wisata, mall, dan lain-lain. Bukan naif, tapi
kadang saya juga sering chick in jika di suatu tempat juga sih. Adanya path ini
bertentangan sama nasehat orang tua saya waktu kecil. Dulu waktu kecil saya diajarkan
tidak boleh pamer-pamer. Dimarahin kalau mau pamer L. Nah, sekarang udah besar malah disuruh dan dikasih
media untuk pamer. Bukan maksud saya menjudge path, tapi realitynya begitu.
Pernahkah kita
berpikir diluar tren (out the box). Pernahkah kita membuat check in path, di dapur
lagi nyuci piring seember. Atau check in di halaman, nyapu halaman rumah. Check
in di rumah, lagi nyetrika baju selemari. Check ini di ruang tamu, lagi ngepel.
Kan jadi enggak biasa yakan. wkwkkk
Beralih ke BBM,
Blackberry Massenger aplikasi pesan instant ini merupakan salah satu aplikasi
chat yang banyak digunakan orang. Pengalaman saya pernah dapat broadcast yang
isinya assalamualaikum. Saya tidak tahu apa maksudnya itu. Kalau mau bilang
assalamualaikum kan bisa langsung chat, gau usah pakai bc. Pernah enggak
berpikir kalau broadcast bbm tapi ditunjukkan untuk satu orang. Wkkkk. Selain
itu berdoa merupakan bentuk permintaan kita yang ditujukan kepada Tuhan. Tetapi
terkdang trennya menulis doa di status atau pm. Untuk apa coba, kenapa doa di
tulis di sosmed, kan ditujukkan untuk Tuhan, bukan untuk dibaca oleh
teman-teman.
Tentang dampak
sosmed juga, jika zaman dulu ada trennya menulis diary yang menulis keluh
kesah, kesan, menuangkan sedih atau senang hingga kesal mengenai pengalaman
yang baru dialami, lalu menulisnya dalam buku diary secara diam-diam di kamar
dan pintunya dikunci. Kemudian buku diarynya digembok dan dikunci lalu menyimpannya
di tempat yang aman di bawah kasur, di bawah tumpukan buku paling bawah, di
bawah tumpukan baju paling bawah di dalam lemari karena malu jika dibaca oleh
orang lain. Sumpah bukan zaman saya ini, saya belum lahir di zaman seperti ini wkwkkk.
Dengan adanya
sosmed, semua keluh kesah tadi malah ditulis di setiap sosmed. Rasanya tidak
perlu lagi malu-malu anak kucing, semua bar-baran. Malah ingin orang tahu
bagaimana yang dirasakannya. “Hari ini lagi bahagia karena berpapasan dengan
dia dan pandang-pandangan sampai lupa arah jalan pulang....” begitulah salah
satunya. Alay!!! wkkk
Coba bayangkan
di facebook ada in relationship engaged dan usernya anak SD. Di wallnya ada
pertengkaran mereka balas wall wallan, dan salah satu dari mereka bilang “Bisa
enggak kamu lebih ngerti, lebih dewasa sedikit....” Saya yang udah newbie di
usia dewasa jadi malu bacanya. Anak SD bisa bilang bisa enggak lebih dewasa
sedikit, mereka dewasa sebelum dewasa.
Dengan adanya sosmed dapat mendekatkan yang jauh,
dan menjauhkan yang dekat. Dapat dilihat biasanya orang-orang ramai jika di
sosmed, tiba berkumpul semua pada sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Mari
bijaksana dalam menggunakan sosial media, ambil manfaat postifnya agar menjadi
berkah. Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar